Pengendalian diri merupakan sikap, tindakan atau perilaku seseorang secara sadar baik direncanakan atau tidak untuk mematuhi nilai dan norma sosial yang berlaku. Mengendalikan diri tidaklah mudah, namun memberikan banyak manfaat. Sebelum lanjut ke penjelasan mengenal cara-cara pengendalian diri yang dapat dilakukan dengan beberapa cara. Berikut adalah cara-caranya :
1. Mengendalikan diri dengan menggunakan prinsip kemoralan. Seperti menjaga sikap, ucapan, maupun menjaga dari pikiran-pikiran negatif terhadap apapun yang dihadapi. Setiap agama pasti mengajarkan kemoralan, misalnya tidak mencuri, tidak membunuh, tidak menipu, tidak berbohong, tidak mabuk-mabukan, tidak melakukan tindakan asusila. Saat ada dorongan hati untuk melakukan sesuatu yang negatif, coba larikan ke rambu-rambu kemoralan. Apakah yang kita lakukan ini sejalan dengan nilai-nilai moral dan agama?
2. Pengendalian diri dengan menggunakan kesadaran. Kita sadar saat suatu bentuk pikiran atau perasaan yang negatif muncul. Pada umumnya orang tidak mampu menangkap pikiran atau perasaan yang muncul. Dengan demikian mereka langsung lumpuh dan dikuasai oleh pikiran dan perasaan mereka. Misalnya, seseorang menghina atau menyinggung kita, kita marah. Nah, kalau kita sadar atau waspada maka saat emosi marah ini muncul, dengan begitu cepat, tiba-tiba kita sudah dikuasai kemarahan ini. Jika kesadaran diri kita bagus maka kita akan tahu saat emosi marah ini muncul. Kita akan tahu saat emosi ini mulai mencekeram dan menguasai diri kita.
Kita tahu saat kita akan melakukan tindakan "bodoh" yang seharusnya tidak kita lakukan. Saat kita berhasil mengamati emosi maka kita dapat langsung menghentikan pengaruhnya. Kalau masih belum bisa atau dirasa berat sekali untuk mengendalikan diri, larikan pikiran kita pada prinsip moral. Biasanya kita akan lebih mampu mengendalikan diri. Bagaimana jika sudah melakukan jurus satu, prinsip moral, dan jurus dua, kesadaran, ternyata kita tetap sulit mengendalikan diri? Lakukan cara ketiga!
3. Pengendalikan diri dengan perenungan. Saat kita sudah benar-benar tidak tahan, mau "meledak" karena dikuasai emosi, saat kita mau marah besar, coba lakukan perenungan. Tanyakan pada diri sendiri pertanyaan, misalnya berikut ini :
a. Apa sih untungnya saya marah?
b. Apakah benar reaksi saya seperti ini?
c. Mengapa saya marah ya? Apakah alasan saya marah ini sudah benar?
Kalau saya marah dan sampai melakukan tindakan yang "bodoh", nanti reputasi saya rusak, kan saya yang rugi sendiri. Dengan melakukan perenungan, kerap kali maka kita akan mampu mengendalikan diri. Prinsip kerjanya sebenarnya sederhana. Saat emosi aktif maka logika kita nggak akan jalan. Demikian pula sebaliknya. Jadi, saat kita melakukan perenungan atau berpikir secara mendalam maka kadar kekuatan emosi atau keinginan kita akan menurun.
4. Pengendalian diri adalah dengan menggunakan kesabaran. Emosi naik, turun, timbul, tenggelam, datang, dan pergi seperti halnya pikiran. Saat emosi bergejolak sadari bahwa ini hanya sementara. Usahakan tidak larut dalam emosi. Gunakan kesabaran, tunggu sampai emosi ini surut, baru berpikir untuk menentukan tanggapan yang bijaksana dan tanggung jawab. Oh ya, tahukah anda bahwa kata bertanggung jawab itu dalam bahasa inggris adalah responsibility, yang bila kita pecah menjadi response-ability atau kemampuan memberikan respon? kalau sudah menggunakan kesabaran masih juga belum bisa, bagaimana? lakukan cara kelima.
5. Menyibukkan diri dengan pikiran atau aktivitas yang positif. Pikiran hanya bisa memikirkan satu hal dalam suatu saat. Ibarat layar bioskop, film yang ditampilkan hanya bisa satu film dalam suatu saat. Nah, film yang muncul di layar pikiran inilah yang mempengaruhi emosi dan persepsi kita. Saat kita berhasil memaksa diri memikirkan hanya hal-hal yang positif maka film di layar pikiran kita juga berubah. Dengan demikian pengaruh dari keinginan atau suatu emosi akan mereda.
Adapun hal-hal yang harus dihindari antara lain :
1. Berbicara tidak sopan atau sering menggunakan kata-kata kasar. Seseorang yang sering menggunakan kata-kata kasar akan otomatis mengeluarkan kata-kata kasar tersebut ketika ia sedang dalam keadaan emosi dan secara otomatis pula emosinya justru akan terus berkobar.
2. Terlalu sering bermain game. Ini merupakan salah satu bentuk hawa nafsu yang sudah menjadi kebiasaan dikalangan remaja bahkan anak-anak pada saat ini. Hasrat untuk bermain game akan sulit dikendalikan sehingga kita akan terus-menerus melakukan ini.
3. Nafsu terhadap hal bersifat pornografi. Tidak jauh beda dengan penjelasan diatas (terlalu sering bermain game). Hal ini dapat mengakibatkan seseorang semakin tersesat kedalam hal-hal negatif dan akan membuatnya semakin jauh dari agama dan Tuhannya.
4. Dengan menjauhi hal-hal tersebut diatas, akan membantu kita untuk bisa mengendalikan diri.
Contoh sikap dan perilaku pengendalian diri :
1. Dalam keluarga
a. Hidup sederhana dan tidak suka pamer harta kekayaan dan kelebihannya.
b. Tidak mengganggu ketentraman anggota keluarga lain.
c. Tunduk dan taat terhadap aturan serta perintah orang tua.
2. Dalam masyarakat
a. Mencari sahabat sebanyak-banyaknya dan membenci permusuhan
b. Saling menghormati dan menghargai orang lain
c. Mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi
d. Mengikuti segera aturan yang berlaku dalam masyarakat
3. Dalam lingkungan sekolah
a. Patuh dan taat pada peraturan di sekolah
b. Menghormati dan menghargai teman, guru, karyawan, dll
c. Berani mengatakan tidak pada ajakan dan paksaan tawuran pelajar serta perbuatan tercela
d. Hidup penuh kesederhanaan, tidak sombong dan gengsian
Manfaat pengendalian diri
Tanpa disadari, meskipun terlihat sederhana namun upaya-upaya untuk mengendalikan tersebut mampu menuai banyak manfaat apabila kita berhasil untuk mengendalikan diri. Manfaat yang diperoleh dari keberhasilan seseorang dalam mengendalikan dirinya antara lain :
1. Kita jadi mampu untuk meningkatkan kesabaran. Dengan kesabaran, dapat meningkatkan komunikasi positif dilingkungan masyarakat sehingga di peroleh suasana tenang.
2. Akan lebih dapat menimbangkan pencukupan kebutuhan hidup yang sesuai dengan kemampuan diri dan meningkatkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Tuhan
3. Dapat mengurangi rasa gelisah, cemas, iri dan tidak puas yang dapat terjadi pada semua tingkatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar